Rabu, 21 Januari 2015




Ketapang adalah salah satu Kabupaten di Kalimantan Barat yang memiliki potensi alam dan kebudayaan yang sangat tinggi, sehingga Kabupaten Ketapang atau bisa juga disebut sebagai Kota Kayong cukup terkenal. Budaya yang berkembang di Kabupaten Ketapang sanggat banyak, hampir setiap daerah di Kabupaten Ketapang memiliki ciri budayanya sendiri. Semua itu adalah bentuk  perpaduan yang terjadi dari semua budaya yang ada. Selain itu Ketapang juga dikenal dengan istilah Tanah Kayong yang memiliki sejarah kerajaan dan berbagai Seni Budaya terdapat didalam kebudayaan itu. Seni Budaya adalah wujud dari rasa kagum dan penghargaan semua masyarakat Kayong dengan perkembangan budaya yang ada. Setiap daerah di Kabupaten Ketapang memiliki seni-seni yang bermacam ragam dan menarik. Salah satu seni budaya yang terus dijaga untuk dilestarikan di Kabupaten Ketapang adalah Syair Gulung. Syair Gulung di jadikan suatu alat untuk para pemuda atau siapapun untuk mengungkapkan segala apa yang ada di dalam fikiran nya.
Asal Mula Syair Gulung pada awalnya hanyalah sebuah bentuk karangan atau disebut kengkarangan, lambat laun berubah menjadi Syair Gulung dikarenakan ditulis di atas kertas kemudian digulung dan disimpan di dalam paruh burung, di dalamnya banyak memuat bentuk-bentuk dari penginternalisasian terhadap ayat-ayat Al-Qur`an, berupa bait-bait kata yang indah mengandung nasehat dan petunjuk hidup agar senantiasa masyarakat berpegangan teguh dengan al-Qur`an sebagai sumber hukum agama yang juga merupakan firman dari Rabb Aja Wa Jala dalam kehidupan kesehariannya sebagai seorang Melayu. Dahulunya Syair Gulung dipakai oleh para da`i-da`i yang datang ke Tanah Kayong atau Tanjung Pura sebagai Mediasi dalam menyebarkan dakwah Islam. Dalam sejarahnya Syair Gulung merupakan salah satu bentuk lisan namun setelah masuknya Islam maka kerajaan Tanjung Pura mulai terbuka dengan dunia luar dan mulai mengenal aksara, selain itu Syair Gulung mulai ditulis di atas kertas atau apapun pada masa itu untuk memudahkan sang pengarang dalam menyampaikan syairnya. Lewat tulisan memungkinkan terjadinya visualisasi atau respons dari indra mata yang akanmerangsang otak dari si pengarang menghapal dari tulisannya tersebut. Menurut sejarah masuknya Syair Gulung ke Tanah Kayong, tanah Tanjung Pura yang sekarang bernama Kabupaten Ketapang, seiring dengan berkembangnya ajaran Islam. Penyiar agama Islam pada waktu itu bernama Syekh Hasan al-Qadrie
Pada zaman kejayaan Kerajaan Tanjung Pura, masyarakat pada waktu itu banyak yang masih menganut agama Hindu dan Animisme, terutama masyarakat yang tinggal jauh dari pusat kerajaanTanjung Pura, oleh karena itulah Syekh Magribi menggunakan berbagai macam cara untuk menyiarkan agama Islam. Salah satu sarana pendekatannya adalah menggunakan pendekatan kesastraan sebab dengan bahasa sastra dapat menyentuh sisi intuisif dari yang mendengarkannya. Ini juga didukung oleh kebiasaan masyarakat Melayu yang gemar melantunkan Syair dalam bentuk apapun. Menurut sumber dari para pemuka adat Melayu yang tergabung dalam Majelis Adat Budaya Melayu (MABM), ada beberapa versi tentang sejarah keberadaan Syair Gulung. Kebanyakan dari mereka menyepakati bahwa Syair Gulung pada dasarnya sudah ada di Tanah Kayong Tanjung Pura pada saat Islam pertama kali. Kemungkinkan Islam masuk dibawa oleh Syekh Hasan Al-Qadrie atau juga dibawa oleh da`i-da`i dari bangsa Melayu yang datang ke Tanah Kayong yang kemudian dilanjutkan oleh Syekh Magribi.
Adapun dari mereka yang meyakini bahwa Syair Gulung pada dasarnya sudah ada jauh sebelum masuknya Islam, dikarenakan bangsa Melayu merupakan bangsa yang gemar akan sastra, dan sastra merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan orang-orang Melayu Sehingga unsur-unsur Islami yang ada di dalam Syair Gulung merupakan bentuk akulturasi dari internalisasi nilai-nilai Islam yang direduksi dari Al-Qur`an dan Hadits ke dalam sastra sebagai mediasi pendekatan dakwah.
Pada mulanya Syair Gulung mensyiarkan tentang sejarah Kehidupan Nabi Muhammad sebagai mediasi dakwah. Lambat laun peranan Syair Gulung mengalami perubahan tidak hanya sebagai mediasi dalam berdakwah tetapi juga sudah masuk dalam aspek-aspek lain dari kehidupan masyarakat Melayu Tanah Kayong seperti pada zaman sekarang Syair Gulung sering dilantunkan di acara-acara adat, acara pernikahan, sunatan, selamatan orang naik Haji, bahkan merebah sampai ke acara-acara resmi di dalam pemerintahan Kabupaten Ketapang. Dari aspek inilah menjadikan Syair Gulung bertambah perannya dalam kehidupan Masyarakat Melayu Tanah Kayong.
Syair gulung dimulai dengan puji pujian kepada Allah, Rasul serta para sahabat seperti pada permulaan pidato atau khutbah seperti contoh berikut ini:

Bismillah itu Permulaan Qalam
Dengan Name Allah Haliqul ‘Alam
Memberi Syafaat Siang dan Malam Kepade Mahluk Seisi Alam
Alhamdulillah Mule dikate
Memuji Allah Tuhan Semeste
Empat Puji Ade Beserte
Semua Terpulang Pade Allah Ta’ale
Ashshala Tu Washshala Mu’ala Saidine
Pesuruh Allah Tuhan Rabbane
Dielah Penghulu Alim Sempurne
Menyuruh Beriman Tiade Line

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Total Pageviews

Sekilas